PALEMBANG TEMPO DOELOE
Ini nih,,
yang jadi ciri khas dari kota palembang, yaitu jembatan Jembatan Ampera yang
dibangun pada bulan April 1962, setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden
Soekarno. Pada awalnya, panjang jembatan ini 1.177 meter dan lebar 22 meter
disebut jembatan Bung Karno. Secara resmi dibuka pada tanggal 30 September 1965
oleh Let. Jendral Ahmad Yani. Namun, setelah kekacauan politik pada tahun 1966,
ketika gerakan anti-Soekarno berdegung kuat, jembatan itu berganti nama menjadi
Jembatan Ampera. Bagaimanapun warga Palembang lebih suka menyebutnya
"Proyek Musi".
Ini
merupakan sketsa (gambaran) dari kemegahan, kejayaan Kerajaan Sriwijaya.
Jembatan Kertapati dulu
Kesibukan di Terminal Cinde dulu
Kain Sonket
Tahukah
anda Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari
perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa
menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan
perak; maka, jadilah songket. Sedangkan nama "Songket" sendiri
berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia,
yang berarti "mengait" atau "mencungkil".
Benteng Kuto Besak (1930)
Kuto Besak
adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan
Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud
Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan
pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang
memerintah pada tahun 1776-1803. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan
arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan
dipercayakan pada seorang Tionghoa.
Masjid Agung Palembang (1930)
Pinggiran Sungai Musi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar